Platmerah.Net I TANJUNG ENIM (SUMSEL) – Tak ada yang tak mungkin selagi ada niat dan usaha untuk menggapai sesuatu yang di inginkan. Seperti yang dilakukan seorang guru SMA Bukit Asam lolos seleksi Calon Guru Penggerak (CGP) program Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi angkatan ke 3 tahun 2022. Dia adalah Tia Widyastuti SPd, dimana keseharian mengajar mata pelajaran Matematika di sekolah naungan Bukit Asam Foundation (BAF) Tanjung Enim.
Saat di jumpai pada acara Lokakarya ke 7 Calon Guru Penggerak Kabupaten Muara Enim yang berlangsung di Ballroom Hotel Grand Zury Muara Enim, Sabtu (15/5/2022),Tia Widyastuti SPd menuturkan, tahun ini ada 39 guru lolos mengikuti seleksi pendidikan Calon Guru Penggerak selama 9 bulan.
“Awalnya informasi adanya Program Guru Penggerak ini dari Aplikasi SIM PKB kementrian pendidikan, gunanya untuk pengembangan diri. Lalu saya mendaftarkan diri pada tahun 2020, ikut seleksi lolos dan mengikuti sekolah CGP selama 9 bulan,”kata Tia, yang sudah menjadi tenaga pengajar selama 7 tahun kepada media ini.
Ia memiliki motivasi tinggi menjadi salah satu guru yang terlibat dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Adapun mendapat yang bisa di dapatkan melalui program ini ialah mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri. Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
Kemudian, merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Lalu bisa berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid. Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
“Pendidikan 6 bulan pertama di mulai dari secara daring, setiap bulan diakhiri dengan kegiatan lokakarya, merancang ide dan gagasan, evaluasi pembelajaran. Dan hari ini lokakarya ke 7 dengan panen hasil dari aksi nyata yang sudah kita lakukan di sekolah selama 7 bulan terakhir ini,”ungkap Tia.
Ia menyampaikan salah satu inovasinya dalam mengajar di kelas dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif, serta efektif dalam penyerapan materi oleh murid di kelas.
“Saya memulai dengan budaya positif, menyusun kesepakatan di kelas, misal sebelum belajar siswa membuat perjanjian aturan sendiri selama saya menyampaikan materi pelajaran. Nah, dari situ hasilnya sangat positif, tidak ada siswa yang membangkang, ataupun membuat suasana belajar tidak kondusif, dan inovasi lainnya,”tutup Tia. (HAI)