Platmerah.net, Pacet, Kab Bandung,- Sungai terpanjang di tatar Pasundan adalah Sungai Citarum, merupakan sungai yang terbentang 297 kilo meter yang airnya bersumber dari kaki Gunung Wayang yang berada di Desa Tarumajaya Kec Kertasari Kab Bandung dan bermuara langsung ke laut jawa.

Sungai Citarum ini mempunyai nilai historis bagi masyarakat tatar Pasundan seperti posisi mata air yang berada di Situ Cisanti merupakan petilasan Adipati Ukur seorang Adipati Wedana Priangan yang pernah berada di Situ Cisanti yang merupakan hulu dari Sungai Citarum.

Adipati ukur adalah tokoh yang sangat pemberani dan salah satu Adipati yang dengan gamblang menolak kekuasaan VOC, bagi masyarakat Jawa barat beliau adalah tokoh yang sangat di hormati bisa kita lihat dengan masih banyaknya warga yang sengaja datang ke petilasan Adipati Ukur dan berziarah ke petilasannya ini sebagai bukti bahwa Adipati Ukur adalah tokoh yang sangat di hormati di tatar Pasundan.

Dan menurut catatan sejarah juga bahwa Tarumanegara adalah Kerajaan Hindu tertua dan terbesar di Jawa Barat. Menurut catatan sejarah bermula dari Jayashingawarman membangun sebuah dusun kecil di tepi Sungai Citarum yang lambat laun berkembang menjadi sebuah kerajaan besar, yaitu Kerajaan Tarumanegara.

Diyakini, saat Kerajaan Tarumanagara berkuasa (4 – 8 M), Citarum merupakan penunjang majunya masyarakat saat itu.

Menurut naskah Wangsakerta, pusat Kerajaan Tarumanagara terletak di tepi sungai. Meski, tak diketahui persis letaknya. Namun, berdasarkan temuan arkeologi, lokasi kerajaan berada di Muara Citarum.

Bukti tersebut diperkuat dengan ditemukannya kompleks percandian di Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Situs Percandian Batujaya ini berada di dua wilayah, Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya.

Maka kita bisa melihat bahwasanya sungai Citarum ini mempunyai sejarah yang panjang bagi perkembangan masyarakat di tatar Pasundan.

Seiring berjalannya waktu Sungai Citarum yang begitu penting keberadaannya telah rusak karena ulah manusia yang dengan sengaja membuang sampah sehingga Sungai Citarum pernah di nobatkan sebagai salah satu sungai terkotor di dunia.

Oleh karena itu pemerintah melalui Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum di bentuk satgas yang bertugas melaksanakan arahan Pengarah dalam melakukan percepatan dan keberlanjutan Pengendalian DAS Citarum melalui pelaksanaan operasi penanggulangan pencemaran dan kerusakan DAS Citarum secara sinergis dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan personel dan peralatan operasi.

Sektor 2 Citarum harum di bawah pimpinan Komandan Sektor 2 Citarum Harum Kolonel Infanteri Tri S.I.P adalah Satgas Citarum Harum yang berposko di Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kampung Cibutak melaksanakan tugas-tugasnya baik dalam penghijauan lahan kritis dan pembersihan sungai serta melaksanakan komsos kepada warga untuk menjaga kebersihan sungai dan kelestarian hutan dengan membawa nilai historis Sungai Citarum yang mana leluhur tatar Pasundan begitu memanfaatkan dan menjaga Sungai Citarum karena sungai Citarum merupakan sungai yang banyak manfaatnya baik zaman dulu atau zaman sekarang dimana Sungai Citarum menjadi sumber pengairan sawah, sumber listrik PLTA, sebagai tempat budidaya ikan dan masih banyak lagi.

Untuk itu dalam setiap Komsos kepada warga komandan dan anggota Sektor 2 Citarum Harum selalu mengajak dan menekankan supaya kita jaga sungai Citarum supaya bisa bersih dan indah.

(Purwadhi JSI)

Sektor 2 Citarum Harum
Kerja Ikhlas Kerja Tuntas Tetap Semangat.