Tidak hanya itu, pada gelaran bergengsi IFW kali ini, yang merupakan ajang fashion terbesar di Indonesia diikuti talenta-talenta luar biasa dalam bidang fashion, PTBA berhasil menampilkan karya Batik Kujur. Torehan tinta emas diraih Batik Kujur Bukit Asam bersama desainer berbakat Eva Yasul dari Desa Seleman, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, dan 13 Entrepreneurs of Modest Fashion (EOMF) lainnya, tampil pada pagelaran bergengsi, IFW 2022, Pada Sabtu (16/04/2022).
“Perkembangan Batik Kujur di Tanjung Enim sangat baik dibawah binaan CSR PTBA, motif dan bahannya semakin bervariasi. Saya ingin membawa Batik Kujur keluar dan lebih dikenal, dan IFW ini merupakan ajang yang tepat untuk memperkenalkan Batik Kujur,” kata Eva.
Ia mengucapkan banyak terima kasih atas support yang sangat luar biasa dari PTBA.
“Saya berharap dengan support yang luar biasa itu Batik Kujur tidak akan kalah dengan batik-batik lainnya,” harapnya.
Sebanyak 7 desain busana hasil rancangan Twinstyle by Eva Yasul diperagakan oleh model-model nasional tampil dengan sangat elegant.
Sementara itu, Senior Manajer (SM) CSR PTBA Hartono didampingi Asisten Manajer (Assmen) Bina Lingkungan Listati menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud implementasi program CSR PTBA dalam upaya melestarikan budaya daerah sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat (khususnya untuk para pengrajin batik) melalui program pengembangan dan pemberdayaan.
Dia mengatakan PTBA mendukung penuh kegiatan ini, karena apa yang ditampilkan di atas panggung adalah Batik Kujur yang merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil (UMK) Binaan CSR PTBA.
Harapan ke depan, dengan tampilnya produk hasil kerajinan di kancah nasional dapat membantu meningkatkan popularitas Batik Kujur.
“Yang tentunya juga akan berimbas pada peningkatan ekonomi para pengrajin khususnya masyarakat Dusun Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim yang merupakan ring 1 wilayah operasi PTBA”, tutup SM CSR PTBA Hartono.
Untuk diketahui Batik Kujur merupakan khas batik Tanjung Enim atau tepatnya di Dusun Tanjung, Kecamatan Lawang Kidul yang merupakan cikal bakal (pertama,red) adanya berbagai batik di kabupaten Muara Enim, Bumi Serasan Sekundang.
Bukan tanpa alasan, Lambang Kujur sendiri adalah nama salah satu benda pusaka (sejenis tombak) peninggalan dari puyang pelawe. Pengunaan nama kujur ini merupakan sebagai bentuk penghargaan dan ucapan terimakasih atas jasa-jasa Puyang Pelawe dalam menyebarkan agama Islam dan mendirikan Tanjung Enim tahun 1316 Masehi,?seperti yang tertera (tercatat,red) dalam buku “Batanghari Sembilan, Dari Abad” yang diterbitkan oleh Yayasan Purbakala dan Peninggalan Daerah Kabupaten LIOT Tahun 1980. (HAI)