Kinerja Tata Kelola Energi Tak Terbarukan di Sektor Pertam bangan Batu Bara di Indonesia

Ming, 17 Mar 2024 02:02:18pm Dilihat 67 kali author Wismo
1710658465-picsay
[Sassy_Social_Share]

Kinerja Tata Kelola Energi Tak Terbarukan di Sektor Pertam bangan Batu Bara di Indonesia

Platmerah.net,Palangka Raya -Tata kelola energi  pertam bangan batu bara di Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga ketersediaan energi dan meminimalkan dampak lingkungan.

Pertambangan batu bara merupakan salah satu sumber energi tak terbarukan yang paling banyak digunakan di Indonesia dan menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca.

Oleh karena itu, diperlukan tata kelola yang baik untuk memas tikan ketersediaan energi yang cukup dan menjaga lingkungan tetap terjaga.

Hal itu dikatakan Dr Yoossi Wisman MM.Pd dalam rillisnya ke Platmerah.net hari ini Minggu (17/03/2024).

Dikatakan,untuk itu ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan tata kelola energi di sektor ini, antara lain pengembangan teknologi ramah lingkungan, penggunaan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, serta pengawasan dan regulasi yang ketat,tuturnya.

“Implementasi tata kelola yang baik di sektor pertambangan batu bara di Indonesia dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ketersediaan energi, lingkungan, dan masyarakat.” ujar Yossi.

Menurutnya, kebijakan dan regulasi yang belum optimal adalah  salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tata kelola energi tak terbaru kan di sektor pertambangan batu bara di Indonesia.

” Kebijakan dan regulasi yang belum optimal ini terlihat dari banyaknya perusahaan tam bang batu bara yang melaku kan pelanggaran terhadap aturan lingkungan hidup dan keselamatan kerja.”tambah Yossi yang juga Dosen Pasca Sarjana Prodi S2 Ilmu Pengeta huan Sosial,Universitas Palangkaraya.

Ia menambahkan,kebijakan pemerintah yang tidak konsis ten juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja tata kelola energi tak terbarukan di sektor pertam bangan batu bara di Indonesia.

Masalah lingkungan dan sosial
Industri pertambangan batu bara seringkali menimbulkan dampak lingkungan yang serius, seperti kerusakan hutan, sungai, dan lahan pertanian, terang Yossi.

Selain itu, masalah sosial juga seringkali terjadi, seperti konflik antara perusahaan tambang batu bara dengan masyarakat setempat terkait hak atas tanah dan lingkungan hidup.

Masalah lingkungan dan sosial ini dapat mengganggu kinerja tata kelola energi tak terbaru kan di sektor pertambangan batu bara di Indonesia.

Ia menerangkan,pengelolaan limbah tambang yang belum optimal, pengelolaan limbah tambang yang belum optimal juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja tata kelola energi tak terbaru kan di sektor pertambangan batu bara di Indonesia.

Dijelaskan, limbah tambang yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat setempat serta merusak lingkungan.

Selain itu, pengelolaan limbah tambang yang tidak baik juga dapat mengurangi kualitas air dan tanah di sekitar lokasi tambang.

Untuk itu dalam rangka me ningkatkan kinerja tata kelola energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara di Indonesia, diperlukan upaya -upaya yang lebih serius dan terkoordinasi antara pemerin tah, perusahaan, dan masyara kat.

Dikatakan,beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah memperbaiki kebi jakan dan regulasi, meningkat kan pengawasan dan penega kan hukum, serta memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait sektor pertambangan batu bara.

Selain itu, perusahaan tambang batu bara juga perlu memper baiki sistem manajemen dan pengelolaan limbah tambang serta melakukan inovasi tekno logi untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan.

Disebutkan Yossi, faktor-faktor yang mempengaruhi tata kelola energi tak terbarukan di  sektor pertambangan batu bara di Indonesia diantaranya: yakni,
1. Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi tata kelola energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara. Kebijakan yang kurang jelas atau tidak konsisten dapat mengakibatkan ketidakpastian dan merugikan para pelaku usaha. Misalnya, kebijakan impor batu bara yang sering berubah-ubah dapat membuat para pengusaha batu bara sulit untuk mengambil keputusan investasi.

Teknologi: Penggunaan teknologi yang tidak efisien dapat mempengaruhi tata kelola energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara. Jika teknologi yang digunakan kurang efektif dan efisien, maka akan banyak terjadi pemborosan energi. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan teknologi yang lebih canggih dan efisien untuk mengoptimalkan produksi batu bara.

2.Kapasitas sumber daya manusia: Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten juga sangat penting untuk tata kelola energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara. Pelatihan dan pendidikan yang memadai dapat meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja di sektor pertambangan batu bara.

3.Lingkungan hidup: Pertambangan batu bara memiliki dampak negatif yang besar terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu, penera pan praktik pertambangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan hidup.

4.Keterbukaan informasi: Keterbukaan informasi menge nai tata kelola energi tak terba rukan di sektor pertambangan batu bara sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

Keterbukaan informasi dapat mendorong praktik-praktik yang baik dalam pengelolaan sumber daya alam dan membantu mencegah terjadinya praktik-praktik korupsi.

Tentunya semua faktor di atas harus dikelola dengan baik agar tata kelola energi tak terbarukan di sektor pertam bangan batu bara dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, juga sangat penting dalam menciptakan tata kelola energi tak terbarukan yang efektif dan efisien di sektor pertambangan batu bara.

Jika tata kelola energi tak terba rukan di sektor pertambangan batu bara di Indonesia tidak dikelola dengan baik, maka akan muncul beberapa konse kuensi yang dapat berdampak negatif bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian negara.

Menurutnya beberapa konse kuensi tersebut antara lain:

1.Dampak lingkungan yang merugikan: Pertambangan batu bara dapat menimbulkan dampak lingkungan yang serius, seperti kerusakan lahan, air, udara, dan tanah. Proses pertambangan batu bara juga dapat memicu terjadinya kebakaran hutan, penurunan kualitas udara, serta meningkatkan risiko bencana alam seperti tanah longsor dan banjir.

2.Kesehatan masyarakat terancam: Pengelolaan energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara yang tidak baik dapat berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar tambang. Asap dan debu batu bara dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gangguan pernapasan, kanker paru-paru, serta masalah kesehatan lainnya.

3.Kerusakan ekonomi: Jika tata kelola energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara tidak dikelola dengan baik, maka dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi. Hal ini dapat terjadi jika lingkungan yang rusak tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk kegiatan ekonomi, seperti pertanian atau pariwisata. Selain itu, jika cadangan batu bara semakin menipis, maka akan berdampak pada pasokan energi nasional dan menyebabkan kenaikan harga energi yang dapat berdampak pada perekonomian nasional.

4.Konflik sosial: Pengelolaan energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara yang tidak baik dapat menimbulkan konflik sosial. Hal ini bisa terjadi jika pengelolaan tambang dilakukan tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat sekitar, seperti hak atas tanah dan akses terhadap sumber daya alam. Konflik sosial dapat berdampak pada stabilitas sosial dan politik, serta memicu aksi protes dan demonstrasi.

5.Pelanggaran hukum dan etika: Pengelolaan energi tak terbarukan di sektor pertambangan batu bara yang tidak baik dapat menimbulkan pelanggaran hukum dan etika. Contohnya, pengabaian standar keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan tenaga kerja anak, serta praktik korupsi dan penyuapan.

Oleh karenanya diperlukan tata kelola energi tak terbarukan yang baik dan bertanggung jawab untuk menghindari kon sekuensi negatif yang dapat muncul akibat pengelolaan pertambangan batu bara yang tidak baik.(wis).

News Feed

Pj Bupati Muara Enim Ahmad Rizali Tinjau Warga Terdampak Banjir akibat Luapan Sungai Enim di Tanjung Enim

Kam, 23 Mei 2024 08:58:32pm

Platmerah.Net I TANJUNG ENIM (SUMSEL) - Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap ribuan warga masyarakat dibeberapa desa dalam Kecamatan Lawang Kidul...

Partai Gerindra Kota Depok Rekomendasikan  Dukungan Kepada Supian Suri Menjadi Bacalon Walikota Depok.

Kam, 23 Mei 2024 07:17:46pm

Partai Gerindra Kota Depok Rekomendasikan  Dukungan Kepada Supian Suri Menjadi Bacalon Walikota Depok. Platmerah.net,Depok- Setelah melalui...

Polres Bandara Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan Puluhan Ribu Benih Lobster.

Rab, 22 Mei 2024 10:43:07am

  Polres Bandara Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan Puluhan Ribu Benih Lobster. Platmerah.Net,Jakarta - Kepolisian resor Bandara...

MoU KOPITU Dengan Direktur PSP Kementan, Dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan

Rab, 22 Mei 2024 10:16:31am

MoU KOPITU Dengan Direktur PSP Kementan, Dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan Platmerah.Net, Jakarta -Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah...

Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Sen, 20 Mei 2024 04:15:10pm

  Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas dalam Kecelakaan Helikopter  Platmerah.net,Jakarta - Presiden Iran Ebrahim Raisi yang selalu mengenakan...

Baca Juga

Berita Terbaru

International

Fokus

Visitor

  • Visitor Today : 4
  • Visit Today : 8
  • Visitors Total : 77597
  • Visit Total : 143993